Joe Biden Menyiapkan Teknologi Pembunuh, China Bisa Mengalami Kekalahan

by -171 Views

Militer Amerika Serikat (AS) telah menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mengembangkan drone mata-mata dalam membantu Ukraina melawan invasi Rusia.

AI yang dikembangkan militer AS tidak hanya digunakan untuk mendeteksi tingkat kebugaran para tentara, memprediksi kapan maskapai penerbangan militer membutuhkan perawatan, dan mengetahui gerak-gerik lawan di udara.

Pentagon tengah menyiapkan ribuan awak perang otomatis yang dibekali AI. Diprediksi, awak bernama ‘Replicator’ itu sudah bisa digunakan pada 2026 mendatang untuk mengungguli China. Proyek ambisius tersebut bertujuan mengejar ketinggalan militer AS dalam hal inovasi. Replicator digadang-gadang akan berukuran kecil, sangat pintar, biayanya murah, serta dibuat dalam jumlah banyak.

Para ilmuwan dan ahli industri masih berdebat soal inisiatif Pentagon ini. Sebab, dalam beberapa tahun ke depan, senjata otomatis akan dipakai secara besar-besaran. Pentagon berdalih kontrol penuhnya tetap berada di tangan manusia. Namun, menurut para ahli, kecepatan pemrosesan data dan komunikasi mesin-ke-mesin akan menyulitkan manusia untuk melakukan intervensi.

Selain AS, negara-negara lain juga tengah mengembangkan teknologi AI untuk keperluan militer. China, Rusia, Iran, India, dan Pakistan, belum menandatangani janji yang diprakarsai AS dalam menggunakan AI untuk kebutuhan militer secara bertanggung jawab.

Pentagon belum memberikan komentar soal penerapan senjata yang sepenuhnya otomatis, sesuai arahan pada 2012 silam. Teknologi AI akan membawa perubahan besar dalam dunia militer dan dapat mengubah mekanisme perang. Departemen Pertahanan AS berusaha untuk mengadopsi AI sejak terobosan machine-learning. Pentagon telah memiliki 800 portofolio proyek AI yang tak terklasifikasi dan masih dalam uji coba. Machine-learning dan penerapan jaringan neural dimaksudkan untuk membantu militer menyusun strategi dan menciptakan efisiensi.

Pemerintahan China juga berambisi mengembangkan AI untuk memperkuat ketahanan militernya. China menggunakan AI untuk membuat keputusan soal siapa kawan dan lawan.