Ingin Melahirkan Bayi di Luar Angkasa: Startup Memiliki Ambisi Baru

by -133 Views

Ambisi manusia untuk membangun koloni di luar Bumi memiliki banyak tantangan selain soal transportasi dan logistik. Sebuah startup asal Belanda mencari cara agar manusia bisa melahirkan bayi dengan selamat di luar angkasa.

Egberd Edelbroek mendirikan Spaceborn United, sebuah startup yang fokus meneliti ekosistem luar angkasa dengan tujuan memungkinkan “pembuahan” alami dan kelahiran bayi di lingkungan dengan gravitasi rendah di Mars.

Ia menyadari bahwa proses reproduksi manusia yang aman di luar angkasa, mulai dari hubungan seksual hingga kelahiran, sangat berat. Namun, ia yakin bisa mewujudkannya pada masa hidupnya.

“Sangat penting Bumi dan umat manusia bisa menjadi spesies multi-planet,” kata Edelbroek kepada AFP, dikutip Rabu (22/11/2023). “Jika kita ingin memiliki pemukiman manusia yang independen di luar Bumi, kita harus mencari solusi dari masalah reproduksi.”

Salah satu permasalahan utama dalam reproduksi di luar Bumi adalah gravitasi. Tanpa gravitasi, atau dengan level gravitasi yang berbeda, proses pembuahan ovum oleh sperma sulit terjadi.

Untuk mencari solusi dari permasalahan ini, Spaceborn mengembangkan perangkat serupa IVF, tempat fertilisasi ovum dan embrio tumbuh. Perangkat tersebut “diputar” untuk mereplikasi gravitasi Bumi. Kini, perangkat tersebut mulai digunakan untuk bereksperimen dengan gamete (sel reproduksi) tikus.

“Ini seperti stasiun luar angkasa untuk sel,” kata Aqeel Shamsul, CEO Frontier Space Technologies yang bekerja bersama Spaceborn di eksperimen ini.

Embrio hasil pembuahan di luar angkasa kemudian dibekukan, untuk menghentikan sementara proses pertumbuhannya sekaligus untuk melindungi mereka dalam perjalanan kembali ke Bumi.

Rencananya, perangkat dan sel reproduksi tikus, diluncurkan pada akhir tahun depan ke luar angkasa. Uji coba dengan embrio manusia akan dilakukan 5-6 tahun setelahnya.

Pada Agustus 2021, Spaceborn telah mengirim 720 embrio tikus ke stasiun luar angkasa. Eksperimen direncanakan hingga embrio tersebut tumbuh ke tahap blastocyst.

Dalam eksperimen tersebut, bahaya dari reproduksi di luar angkasa terbukti. Hanya 23,6 persen dari embrio tikus yang diinkubasi di luar angkasa bisa mencapai tahap blastocyst. Hanya 29,5 persen dari embrio yang diinkubasi yang selamat.

Di sisi lain, embrio yang diinkubasi di Bumi punya peluang mencapai tahap blastocyst sebesar 61,2 persen.