Nasib Startup Indonesia yang Tergolong Buruk, Berikut Penjelasan dari Ahli Ekonomi

by -147 Views

Investasi di sektor digital mengalami penurunan drastis sejak tahun 2022. Menurut data dari Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, investasi sektor digital pada tahun 2021 mencapai Rp 140 triliun. Namun, pada tahun berikutnya, investasi hanya sekitar Rp 60 triliun.

Nailul menyebut penurunan tersebut sebagai salah satu penyebab rendahnya pertumbuhan sektor digital di Indonesia pada semester pertama tahun 2023. Ia mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh musim dingin teknologi yang telah dia sampaikan sejak awal tahun lalu. Selain itu, ada proyeksi ekonomi digital di Indonesia yang tidak sesuai dengan harapan.

Penurunan yang cukup tajam terjadi dalam 2 tahun terakhir. Pada laporan tahun 2021, Gross Merchandise Value (GMV) ekonomi digital di Indonesia diproyeksikan mencapai US$146 miliar pada 2025. Namun, proyeksi tersebut telah dikoreksi menjadi US$130 miliar pada tahun 2022, dan kembali dikoreksi menjadi US$109 miliar tahun ini.

Nailul menjelaskan bahwa penurunan investasi juga disebabkan oleh perlambatan konsumsi rumah tangga, serta banyaknya startup yang tutup dan melakukan PHK. Faktor lainnya adalah kenaikan BI rate sebesar 3 persen, dan kenaikan cost of fund dari Singapura yang cukup banyak berinvestasi di startup digital di Indonesia.

Semua faktor tersebut menyebabkan penurunan minat investor untuk menanamkan investasi pada startup digital di Indonesia.