Mantan Raja Unicorn: Sebuah Kronologi Peristiwa Bangkrut

by -290 Views

WeWork mengajukan pailit pada November 2023 ini. Startup co-working asal AS tersebut mengumumkan kebangkrutan usai melaporkan kerugian di kuartal-III 2023.

Bangkrutnya WeWork bisa dibilang ironis. Pasalnya, perusahaan rintisan ini pernah menjadi salah satu startup paling berharga di dunia.

Didirikan oleh Adam Neumann dan Miguel McKelvey pada 2010, WeWork mengalami jalan yang penuh gejolak untuk menjadi perusahaan publik.

Kronologi bangkrutnya WeWork terjadi sejak pertengahan tahun 2019. Pada Agustus 2019, WeWork mengajukan penawaran umum perdana (IPO) dan menerbitkan laporan keuangan terperinci yang menunjukkan kerugian hampir US$700 juta pada paruh pertama tahun tersebut.

Pada September di tahun yang sama, mantan startup unicorn terbesar dunia itu mengatakan pihaknya berencana melanjutkan roadshow investor untuk IPO-nya, meskipun ada kekhawatiran atas penilaian yang dapat dicapai dalam pencatatan saham.

Mereka mengatakan pihaknya berencana untuk mencatatkan sahamnya di Nasdaq dan mengumumkan perubahan pada tata kelola perusahaannya, termasuk pembatasan hak suara CEO Adam Neumann.

Kemudian, Neumann setuju untuk mengundurkan diri dari posisinya, karena tunduk pada tekanan dari beberapa investor.

Mereka lalu mengajukan penarikan IPO karena potensi valuasinya turun hingga US$10 miliar, dari US$47 miliar pada Januari 2019.

November 2019, WeWork menyatakan akan memberhentikan sekitar 2.400 karyawan di seluruh dunia, karena berupaya memangkas biaya dan menstabilkan bisnisnya.

Februari 2020, mereka menunjuk veteran industri real estate Sandeep Mathrani sebagai CEO barunya.

Setahun kemudian, tepatnya Maret 2021, perusahaan mengatakan telah merugi sebesar US$3,2 miliar pada tahun 2020. Hal itu disampaikan di hadapan calon investor.

Saat itu, WeWork setuju untuk go public melalui merger dengan perusahaan cek kosong BowX Acquisition Corp. Singkat cerita, Oktober 2021 WeWork berhasil go public melalui kesepakatan SPAC.

Pada Mei 2022, perusahaan menunjuk Andre Fernandez sebagai CFO, menggantikan Benjamin Dunham. Kemudian di akhir 2022, mereka mengatakan akan keluar dari sekitar 40 lokasi di AS yang berkinerja buruk.

Pada awal tahun 2023, perusahaan kembali melakukan PHK dengan memangkas sekitar 300 karyawan secara global sebagai bagian dari upaya mengurangi outlet yang berkinerja buruk.

Maret 2023, mereka mencapai kesepakatan untuk memotong utang sekitar US$1,5 miliar dan memperpanjang tanggal jatuh tempo tertentu, dalam upaya untuk menghemat uang tunai saat perusahaan melakukan PHK massal.

Masuk ke April 2023, perusahaan menerima pemberitahuan ketidakpatuhan dari Bursa Efek New York, karena sahamnya ditutup rata-rata di bawah $1 selama periode 30 hari perdagangan berturut-turut.

Mei 2023, pihaknya mengatakan CEO Sandeep Mathrani akan mengundurkan diri yang akan berlaku efektif pada 26 Mei.

Pada bulan yang sama. Andre Fernandez selaku CFO juga menyatakan akan mengundurkan diri pada 1 Juni, dengan durasi kurang dari setahun menjabat.

Agustus 2023, WeWork menimbulkan keraguan “substansial” mengenai kemampuannya untuk melanjutkan kelangsungan usahanya, dan mengatakan tiga anggota dewan telah mengundurkan diri.

Lalu di awal November tahun ini, mereka akhirnya menyatakan kebangkrutan karena terlilit utang dan mengalami kerugian dalam jumlah besar.

Dilansir Reuters sejumlah pihak yang mengetahui masalah ini mengatakan WeWork sedang mempertimbangkan untuk mengajukan petisi Bab 11 di New Jersey.

Perusahaan ini memiliki utang bersih jangka panjang sebesar US$2,9 miliar pada akhir Juni dan sewa jangka panjang lebih dari US$13 miliar. Jumlah ini dimiliki WeWork di tengah meningkatnya kenaikan biaya pinjaman perbankan yang merugikan sektor real estat komersial di Amerika Serikat.