Elon Musk Meramal Akan Ada Waktu di Masa Depan di Mana Manusia Bisa Nganggur atau Bekerja Jika Menginginkannya

by -256 Views

Elon Musk memprediksi bahwa kecerdasan buatan (AI) pada akhirnya akan menggantikan pekerjaan manusia. Pemilik perusahaan Tesla, SpaceX, Twitter, dan startup AI xAI ini mengatakan bahwa AI memiliki potensi menjadi kekuatan yang paling mengganggu dalam sejarah. Menurutnya, AI akan menjadi sesuatu yang lebih pintar dari manusia terpintar.

Musk berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan mengungkapkan bahwa sulit untuk memprediksi dengan pasti momen seperti apa yang ia maksud. Namun, ia yakin bahwa akan tiba saatnya di mana manusia tidak lagi diperlukan dalam pekerjaan. Meskipun manusia masih dapat memiliki pekerjaan untuk kepuasan pribadi, AI akan mampu melakukan segala hal.

Musk juga menambahkan bahwa ia tidak tahu apakah hal tersebut akan membuat orang merasa nyaman atau tidak. Ini bukan kali pertama Musk memperingatkan tentang ancaman yang ditimbulkan oleh AI bagi umat manusia. Ia bahkan pernah mengatakan bahwa AI dapat lebih berbahaya daripada senjata nuklir.

Selain itu, Musk juga termasuk salah satu dari banyak pemimpin teknologi yang mendesak untuk menghentikan sementara pengembangan AI yang lebih canggih daripada perangkat lunak GPT-4 OpenAI dalam surat terbuka yang dirilis awal tahun ini.

Meskipun demikian, pandangan Musk tidak selalu didukung oleh para pemimpin teknologi lainnya. Salah satu contoh adalah bos Palantir, Alex Karp, yang berpendapat bahwa banyak orang yang meminta jeda pada pengembangan AI karena mereka tidak memiliki produk AI tersebut.

Pernyataan terbaru Musk mengenai AI ini datang setelah pertemuan puncak di Bletchley Park, Inggris, di mana para pemimpin dunia menyepakati komunike global mengenai AI. Para ahli teknologi dan pemimpin politik menggunakan pertemuan ini untuk memperingatkan tentang ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh AI serta membahas risiko-risiko yang mungkin dihadapi manusia terkait dengan penemuan hipotetis superintelligence.

Pertemuan ini juga menghasilkan kesepakatan antara Amerika Serikat dan China untuk mencari konsensus global dalam mengatasi kemajuan AI dan memastikan pengembangannya dilakukan dengan aman dan diatur dengan baik.