Serangan Siber Menghantam Kementerian Pertahanan, Indonesia Kini Dalam Keadaan Darurat

by -177 Views

Sudah beberapa kali terjadi dugaan peretasan dan penjualan data sensitif milik pemerintah atau lembaga di Indonesia. Terakhir, situs Kementerian Pertahanan diduga diretas dan sejumlah datanya juga dijual.

Ditanya mengenai hal tersebut, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSREC, Pratama Persadha mengakui bahwa pertahanan siber Indonesia sangat lemah. Para hacker mudah menemukan celah keamanan untuk membobol sistem lembaga pemerintahan Indonesia.

“Sebenarnya ini yang bisa tahu Kementerian Pertahanan sendiri. Dari pengamatan saya, beberapa peretasan yang terjadi di lembaga pemerintah kita memang kenyataannya pertahanan siber sangat lemah sekali,” jelas Pratama, dalam Profit CNBC Indonesia, Jumat (3/11/2023).

Menurutnya, pemilik sistem kadang merasa semua sudah berjalan dengan baik dan diakses dengan baik. Mereka tidak memperhatikan adanya kelemahan dalam sistem tersebut.

Keamanan siber padahal terus berproses. Pemilik website harusnya selalu memonitor sistem setiap harinya.

“Ini yang terkadang tidak disadari. Banyak admin-admin lembaga pemerintah terlena merasa sistemnya baik-baik saja dan bisa berjalan dengan baik. Ternyata tidak diperhatikan kelemahan di dalam sistem,” kata Pratama.

Dalam kesempatan itu, Pratama mengatakan para hacker terus menggunakan teknologi yang canggih untuk melakukan kejahatannya. Bahkan dia menyebutkan peretas telah menggunakan Artificial Intelligence (AI).

“Mereka dilengkapi dengan kecanggihan teknologi sehingga bisa melakukan metode peretasan sehingga mereka bisa dengan presisi masuk ke dalam sistem yang dimiliki,” ungkapnya.

Penggunaan teknologi canggih harusnya jadi perhatian semua pihak. Mengingat teknologi seperti AI bisa terus melakukan proses yang diinginkan terus menerus dan akan mengalahkan manusia.

Pratama mengingatkan seluruh pihak juga harus melawan kecanggihan tersebut. Yakni harus menggunakan pula sistem canggih dalam platform yang dimiliki.

“Ini harus kita perhatikan mulai berpikir kita harus menggunakan sistem yang cukup canggih untuk melawan para peretas ini,” jelas dia.