Ketakutan Pencipta ChatGPT Menyaksikan Kerugian Manusia Terhadap Kemajuan Kecerdasan Buatan

by -131 Views

Pencipta ChatGPT, Sam Altman, mengungkapkan bahwa teknologi kecerdasan buatan (AI) yang menjadi dasar produk perusahaannya dapat menghancurkan peradaban manusia.

Pada bulan Mei lalu, CEO OpenAI (perusahaan induk ChatGPT), Sam Altman, mengajukan permohonan yang mendesak kepada anggota parlemen di subkomite Senat di Washington, DC. Permohonan ini ditujukan agar pihak berwenang segera menciptakan peraturan yang bijaksana dan mengakui potensi besar dari kecerdasan buatan (AI), sambil memitigasi risiko AI menggantikan manusia.

Menurut Altman, ini adalah momen yang menentukan bagi dirinya dan masa depan AI. Dengan peluncuran ChatGPT OpenAI akhir tahun lalu, Altman memperkenalkan alat baru yang dapat menghasilkan gambar dan teks sebagai respons terhadap permintaan pengguna, yaitu teknologi AI generatif.

Tak lama setelah diluncurkan, ChatGPT menjadi viral dan menjadi perbincangan hangat. Para CEO menggunakannya untuk menyusun email, orang-orang membangun situs web tanpa pengalaman pengkodean sebelumnya, bahkan ada yang lulus ujian sekolah hukum dan bisnis dengan bantuannya.

Hal ini berpotensi untuk merevolusi hampir semua industri, termasuk pendidikan, keuangan, pertanian, dan layanan kesehatan, mulai dari operasi hingga pengembangan vaksin.

Namun, alat-alat yang sama juga menimbulkan kekhawatiran tentang kecurangan di sekolah dan penggantian pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh manusia. Ini dianggap sebagai ancaman nyata bagi kemanusiaan.

Maraknya AI telah membuat para ekonom memperingatkan tentang adanya pasar tenaga kerja. Sekitar 300 juta pekerjaan penuh waktu di seluruh dunia dapat diotomatisasi melalui AI generatif. Menurut laporan Forum Ekonomi Dunia, sekitar 14 juta posisi kerja bisa hilang dalam lima tahun ke depan.

Dalam kesaksiannya di depan Kongres, Altman mengatakan bahwa salah satu keprihatinannya adalah potensi penggunaan AI untuk memanipulasi pemilih dan menargetkan disinformasi.

Dua minggu setelah sidang, Altman bergabung dengan ratusan ilmuwan, peneliti, dan pemimpin bisnis AI untuk menandatangani surat yang menyatakan bahwa mitigasi risiko kepunahan akibat AI harus menjadi prioritas global selain risiko sosial lainnya seperti pandemi dan perang nuklir.

Peringatan ini mendapat liputan luas di media, dan beberapa orang berpendapat bahwa peringatan tersebut menunjukkan perlunya menghadapi skenario apokaliptik secara lebih serius.