Kekhawatiran akan AI Merekatkan Amerika dan China

by -264 Views

China setuju untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat, Uni Eropa, dan negara-negara lain untuk secara kolektif mengelola risiko dari kecerdasan buatan (AI).

Persetujuan ini terjadi saat pertemuan di Inggris yang digelar untuk memetakan peta jalan yang aman bagi teknologi AI.

Lebih dari 25 negara yang hadir, termasuk Amerika Serikat dan China, serta Uni Eropa, menandatangani “Deklarasi Bletchley” yang menyatakan bahwa negara-negara perlu bekerja sama dan menetapkan pendekatan umum dalam pengawasan.

Beberapa eksekutif teknologi dan pemimpin politik telah memperingatkan bahwa perkembangan AI yang pesat akan menimbulkan ancaman nyata bagi dunia jika tidak dikendalikan. AI dapat memicu perlombaan di antara pemerintah dan lembaga internasional untuk merancang perlindungan dan peraturan.

Dalam upaya pertama negara-negara Barat untuk mengelola pembangunan yang aman, seorang wakil menteri China bergabung dengan para pemimpin AS dan UE serta bos teknologi seperti Elon Musk dan Sam Altman dari ChatGPT di Bletchley Park.

Deklarasi ini menetapkan dua agenda yang berfokus pada identifikasi risiko-risiko menjadi perhatian bersama, dan membangun pemahaman ilmiah mengenai risiko-risiko tersebut. Serta mengembangkan kebijakan lintas negara untuk memitigasi risiko-risiko tersebut.

Wu Zhaohui, wakil menteri ilmu pengetahuan dan teknologi Tiongkok, mengatakan pada sesi pembukaan bahwa Beijing siap meningkatkan kolaborasi dalam keselamatan AI untuk membantu membangun kerangka tata kelola internasional.

“Negara-negara terlepas dari ukuran dan skalanya mempunyai hak yang sama untuk mengembangkan dan menggunakan AI,” katanya, dikutip dari Reuters, Kamis (2/11/2023).

Kekhawatiran mengenai dampak AI terhadap perekonomian dan masyarakat muncul pada November tahun lalu ketika OpenAI yang didukung Microsoft membuat ChatGPT tersedia untuk umum.

Dengan menggunakan alat pemrosesan bahasa alami untuk menciptakan dialog mirip manusia, menimbulkan ketakutan, termasuk di antara beberapa pentolan AI.

Mereka khawatir mesin pada waktunya nanti akan mencapai kecerdasan yang lebih tinggi daripada manusia, sehingga menimbulkan konsekuensi yang tidak terbatas dan tidak diinginkan.