Sebuah laporan intelijen yang dibagikan oleh Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa Hamas telah merencanakan serangan ke Israel sejak lama. Laporan tersebut menjelaskan mengenai cara kelompok tersebut dapat melaksanakan rencananya tanpa terdeteksi oleh pihak AS maupun Israel.
Para anggota Hamas diketahui berkomunikasi dengan cara yang sangat kuno dan menghindari penggunaan teknologi modern saat ini. Mereka menggunakan jaringan telepon kabel yang dibangun dalam sebuah terowongan di bawah Gaza untuk melakukan komunikasi. Komunikasi ini dilakukan selama dua tahun dengan tujuan merencanakan operasi dan mengumpulkan ratusan anggota. Namun, tidak ada aktivitas yang mencurigakan selama periode tersebut hingga serangan dilancarkan pada tanggal 7 Oktober 2023.
Laporan juga mengungkapkan bahwa Hamas berhasil menghindari deteksi dari AS dan Israel dengan menghindari penggunaan komputer dan ponsel. Anggota Hamas hanya melakukan komunikasi di area yang telah ditentukan sebelumnya.
Kantor Direktur Intelijen Nasional AS dan kedutaan Israel di Washington enggan memberikan komentar mengenai laporan ini. Meskipun kedua belah pihak telah mendapatkan peringatan strategis sebelumnya, namun mereka tidak dapat mengantisipasi serangan pada tanggal 7 Oktober.
Terowongan yang digunakan oleh Hamas ini telah dibangun selama lima belas tahun terakhir. Pasukan pertahanan Israel menyebutnya sebagai ‘metro Gaza’. Terowongan ini membentuk sebuah labirin yang luas dan digunakan untuk menyimpan roket, amunisi, serta sebagai sarana bagi para militan untuk bergerak tanpa diketahui musuh.
Pasukan Israel menyebutkan bahwa metro Gaza juga berfungsi sebagai pusat komando dan kendali yang penting bagi Hamas.